Trenggiling
(Manis javanica) atau dalam bahasa inggris
disebut Sunda Pangolin adalah salah satu spesies dari genus Manis (Pangolin)
yang hidup di Indonesia (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) dan beberapa
negara lain di Asia Tenggara. Hewan yang mempunyai ciri khas bersisik
ini merupakan hewan pemakan serangga. Perburuan Trenggiling (Manis
javanica) sangat marak di Indonesia mengingat harga jual daging
trenggiling yang sangat tinggi, mencapai 1 juta per kg.
Trenggiling hidup di hutan tropis
dataran rendah. Makanan utamanya adalah serangga (semut dan rayap).
Binatang ini mempunyai bentuk tubuh khas yang memanjang dan tertutupi
sisik. Panjang dari kepala hingga pangkal ekor mencapai 58 cm. Panjang
ekor mencapai 45 cm. Berat tubuh trenggiling sekitar 2 kg.
Trenggiling
mempunyai lidah yang mampu dijulurkan hingga sepertiga panjang
tubuhnya. Lidah ini berguna untuk menangkap semut dan rayap
yang merupakan makanan utamanya. Rambutnya termodifikasi menjadi
semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai
alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya
seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga “sisik”nya
dapat melukai kulit pengganggunya.
Trenggiling (Manis javanica)
merupakan binatang nokturnal yang aktif melakukan
kegiatan hanya di malam hari. Satwa langka ini mampu berjalan
beberapa kilometer dan balik lagi kelubang
sarangnya yang ditempatinya untuk beberapa bulan.
Diwaktu siang Trenggiling bersembunyi di
lubang sarangnya. Diantaranya ada yang tinggal diatas dahan pohon.
Binatang ini suka bersarang pada lubang-lubang yang berada dibagian
akar-akar pohon besar atau membuat lubang di dalam tanah yang digali
dengan menggunakan cakar kakinya. Atau ia menempati lubang-lubang bekas
hunian binatang lainnya. Pintu masuk kelubang sarang selalu ditutupnya.
Satwa unik
ini semakin hari semakin langka akibat
banyaknya perburuan. Perburuan ini dipicu oleh mahalnya harga daging dan sisik
trenggiling. Di pasaran gelap, harga daging trenggiling mencapai Rp. 1
juta per kg. Sedangkan sisik trenggiling
dihargai Rp. 9000 per keping. Daging dan sisik satwa ini banyak
diekspor ke China, Singapura, Thailand, Laos, dan vietnam
untuk digunakan sebagai bahan kosmetika, obat kuat, dan santapan
di restoran. Sisiknya sendiri sering di pakai sebagai salah satu bahan
pembuat shabu-shabu.
Karena itu, trenggiling di oleh IUCN (International
Union for the Conservation of Nature and Natural Resources)
mengategorikannya dalam “genting” (Endangered;
EN) dalam IUCN Red List. Spesies ini juga dilindungi
oleh CITES sebagai Apendiks II. Oleh pemerintah
Indonesia, Trenggiling juga termasuk satwa yang dilindungi
berdasarkan PP Nomor 7 tahun 1999.
Trenggiling (Manis javanica),
selain terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan (Indonesia) juga
terdapat di negara Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar,
Thailand, dan Vietnam.
Selain Manis javica masih
terdapat beberapa spesies (jenis) trenggiling lainnya seperti: M.
aurita, M. crassicaudata (Thick-Tailed Pangolin), M. crassicuadata, M.
gigantea (Giant Ground Pangolin), M. javanica culionensis, M. javanicus,
M. multiscutata, M. pentadactyla (Chinese Pangolin), M. pentadactyla
aurita, M. pentadactyla dalmanni, M. pentadactyla pentadactyla (Chinese
Pangolin), M. pentadactyla pusilla, M. temmincki,M. temminckii
(Temminck’s Ground Pangolin), M. tetradactyla (Black-Bellied
Pangolin), M. tetradactyla longicaudus, M. tricupis, M.
tricuspis (Three-Cusped Pangolin), M. tricuspis tricuspis (Tree
Pangolin).
Klasifikasi ilmiah.
Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia.
Ordo: Pholidota Famili: Manidae. Genus: Manis.
Spesies: Manis javanica
No comments:
Post a Comment