Thursday, December 15, 2011

Manusia Purba Indonesia


http://www.science.mcmaster.ca/geo/research/age/Images/skull01.JPG

Peneliti Manusia Purba di Indonesia

Penelitian manusia purba di Indonesia dilakukan oleh :

1. Eugena Dobois,
Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.
• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
• Fosil lain yang ditemukan adalah :
Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
• Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto
• Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo
Peta : Daerah penemuan Fosil di wilayah Jawa Tengah dan jawa Timur

2. G.H.R Von Koeningswald
Hasil penemuan beliau adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.

3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia
Dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.

Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
Gb4. Fosil
• Menurut Dobois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo
Gb 5. Jenis manusia Purba Pithecanthropus

Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Badannya tegak
• Hidup mengumpulkan makanan
• Makanannya tumnuhan
• Rahangnya kuat
2. Ciri Pithecanthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya



Corak Kehidupan Prasejarah Indonesia dan Hasil Budayanya
Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material

a. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.

b. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan.

c. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi
• Belum dikenal sistem pemupukan

c. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas).
  
d. Bahasa
• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.


Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia

Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.
Demikianlah uraian materi tentang jenis bangsa prasejarah Indonesia

one.indoskripsi.com 


Jenis Manusia Purba di Indonesia
Jenis manusia Purba di Indonesia, adalah:

1. Pithecanthropus
a. Pithecanthropus Erectus
b. Pithecanthropus Mojokertensis
c. Pithecanthropus Soloensis
2. Meganthropus Palaeojavanicus
3. Homo
4. Hobbit


Pithecanthropus
JENIS-JENIS ,MANUSIA, 
PURBA, INDONESIA

Pada tahun 1890 Eugene Dubois menemukan fosil jenis Pithecanthropus di desa Trinil(Ngawi)Jawa Timur di dekat lembah sungai Bengawan Solo, dengan memberi nama  Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak.

Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus :
Tulang Rahang dan Gigi Besar dan Kuat
Tidak Berdagu
Tingi Badan Sekitar 165-170 cm
Berbadan dan Berjalan Tegak
Kening Menonjol

Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh Weidenreich didesa Jetis, Mojokerto. Fosil manusia purba tersebut diberi nama Pithecanthropus Robustus, sedang Von Koeningswald menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis.

Pithecanthropus Soloensis
G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar pada sekitar tahun 1931-1934 mengadakan penelitian di Lembah Sungai Bengawan Solo dan penemuan pertama di Ngandong(Blora) adalah fosil Pithecanthropus Soloensis artinya manusia kera dari Solo, kemudian ditemukan juga jenis Pithecanthropus di Sangiran yang diperkirakan hidup pada 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu diperkirakan terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Cina.

Meganthropus Palaeojavanicus
Yaitu manusia purba paling primitif(tua), ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald di daerah Sangiran pada lapisan pleistosen bawah(lapisan pucangan)pada tahun 1936 dan 1941. Hasil temuan fosil tersebut berupa tulang bagian bawah dan atas. Fosil yang serupa juga ditemukan Marks dilapisan Kabuh(pleistosen tengah) pada tahun 1952. Berdasarkan penelitian tulang rahang atas dan tulang rahang bawah, makanan Meganthropus Palaeojavanicus adalah tumbuh-tumbuhan. Karena makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat. Meganthopus diperkirakan hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu. Sesuai Dengan arti namanya, manusia purba besar dan tertua di Pulau Jawa.

Ciri-Ciri Meganthropus Palaeojavanicus :
Tubuh Kekar
Rahang Dan Geraham Yang Besar
Tidak Berdagu


Homo 
Homo artinya manusia. Jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan dengan yang lainnya. Penemuan fosil jenis Homo diawali pada tahun 1889, ketika Von Rietschoten menemukan beberapa bagian dari tengkorak dan rangka manusia di daerah dekat Tulungagung,Jawa Timur. Temuan tersebut selanjutnya diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois dan menamainya Homo Wajakensis termasuk ras asli Australia.

Ciri-Ciri Homo :
Berbadan Tegap
Tingginya Sekitar 180 Cm
Memiliki Volume Otak Kecil, Yaitu Sekitar 1.000-1.300 Cc
Tengkoraknya Lebih Besar Dibanding Pithecanthropus

Hobbit
Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia lima tahun. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran buah jeruk ini diduga hidup 13.000 tahun lalu, bersama gajah-gajah pigmi dan kadal-kadal raksasa seperti Komodo. Indonesia.
Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu.

berita.balihita.com

 
Indonesia, ”Sarang” Hobbit yang Pintar
 
Dijuluki sebagai Hobbit, entah sebuah kebanggaan atau bukan. Yang jelas memang fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia selalu berukuran lebih kecil dibanding fosil di negara barat. Tapi semuanya sama-sama pintar menciptakan peralatan penunjang hidup sehari-hari.
Mahluk bangsa Hobbit tidak hanya ada dalam karya fiksi JRR.Tolkien, Lord of The Ring. Suku bangsa yang digambarkan bertubuh cebol menyerupai manusia itu sudah ada sejak 13.000 tahun silam. Dan mereka hidup di pulau Flores, Indonesia. Manusia mungil ini memiliki tengkorak kepala seukuran dengan buah anggur. Mereka disinyalir hidup sezaman dengan gajah pigmi dan komodo di pulau tersebut.

Membantah Teori Lama
Temuan yang dihasilkan oleh ilmuwan Indonesia dan Australia ini berupa miniatur tubuh manusia di sebuah gua di Flores. Para ilmuwan mengumumkan bahwa ini merupakan fosil manusia purba paling lengkap dalam dunia arkeologi. Dinamakan Homo floresiensis, fosil manusia cebol ini berasal dari manusia purba perempuan dengan tinggi tubuh hanya satu meter, bobot 25 kilogram dan diperkirakan berusia 30 tahun saat meninggal.
Homo floresienses disebut sebagai temuan paling spektakuler dalam ilmu paleoantropologi dalam setengah abad terakhir ini. Yang unik, karena hidup sejak 13.000 silam, berarti manusia cebol tersebut hidup bersamaan dengan manusia normal lainnya.
“Mahluk ini hidup sama dengan manusia spesies lainnya. Berjalan dengan dua kaki dan memiliki otak berukuran kecil. Fakta bahwa mereka hidup di masa yang sama dnegan manusia lain sungguh di luar dugaan,” komentar Peter Brown, seorang paleoantropolog dari University of New England di New South Wales, Australia seperti yang dikutip National Geographic baru-baru ini. Brown bersama dengan timnya didanai oleh National Geographic Society’s Committee for Research and Exploration untuk ekspedisi tersebut.
Diperkirakan pulau Flores telah didiami manusia cebol itu sejak 95.000 hingga 13.000 tahun silam. Ini disimpulkan dari usia tulang belulang dan peralatan yang mereka pakai di pulau tersebut. Dengan temuan ini maka berubahlah pandangan para ilmuwan mengenai bagaimana manusia purba di masa lalu berevolusi dalam hal budaya, biologi dan geografi.
Temuan ini membuktikan bagwa genus Homo jauh lebih bervariasi dan lebih fleksibel dalam hal beradaptasi. Yang termasuk genus Homo meliputi pula manusia modern, Homo erectus, Homo habilis, and Neandertals. Kesamaan di antara mereka adalah sama-sama memiliki ruang simpan luas di otak, postur tubuh tegap, dan mampu menciptakan alat-alat.
Karena memiliki tubuh yang lebih kecil, ukuran otak lebih mungil dan anatomi tubuh yang lebih primitif, maka Homo Floresienses membantah semua teori yang menyatakan bahwa ciri khas genus Homo adalah ukuran tubuh yang besar. Para ilmuwan memprediksi bahwa mereka ini masih berhubungan dengan populasi Homo erectus yang tiba di Flores sekitar 840.000 tahun lalu.
Homo Erectus
Temuan fosil Hobbit tersebut bukan yang pertama di Indonesia. Sebelumnya sudah ditemukan spesies Homo erectus dikenal pula dengan nama Pithecanthropus Erectus. Spesies ini ditemukan sekitar dua juta tahun yang lalu, ketika curah hujan di dataran Sunda dan dataran Sahul sangat besar, dan ketika seluruh daerah ini tertutup oleh vegetasi tropikal yang sangat padat. Selama jangka waktu tujuh puluh tahun lamanya, di berbagai tempat di sepanjang lembah sungai brantas di Jawa Timur, telah diketemukan sebanyak 41 buah fosil manusia purba itu. Situs-situs yang tertua berlokasi di dekat desa Trinil, Ngandong dan Sangiran dan dekat kota Mojokerto.
Mereka adalah manusia purba yang diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil bahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam hingga 12 individu, yang memburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai di dataran Sunda, cara hidup seperti itu agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudian ditemukan sia-sia artefak yang terdiri dari alat-alat kapak baru di sebuah situs dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi diperkirakan berumur 800.000 tahun.
Dari manusia purba yang baru ini, didapat dua buah tulang kaki dan 11 tengkorak dengan ukuran yang lebih besar dari pada Pithecanthropus yang lebih tua umurnya. Tengkoraknya menunjukkan tonjolan yang tebal ditempat alis, dengan dahi yang miring kebelakang. Suatu analisa cermat atas tengkorak tersebur yang dilakukan oleh ahli paleoantropologi di Indonesia, yakni Teuku Yakup pada tahun 1967, membenarkan bahwa manusia Ngandong itu merupakan keturunan langsung dari Pithecanthropus Erectus. Manusia Ngandong ini biasanya disebut Homo Soloensis yang terus menjadi mahluk manusia Homo Sapiens dengan ciri-ciri ras yang merupakan ciri-ciri ras nenek moyang ras Austro Melanosoid.
Sisa-sisa jenis ini ditemukan disuatu tempat di Wajak Jawa Timur (E. Debois 1920) yang ada persamaannya dengan orang Australia pribumi purba. Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita, sebuah rahang bawah dan sebuah rahang atas dari manusia purba itu sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami daerah Irian dan Australia.


sinarharapan.co.id


Penjelasan Manusia Purba 

Manusia yang hidup pada zaman prasejarah sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, di mana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. 

Fosil manusia yang ditemukan pertama kali berasal dari Trinil, Jawa Timur oleh Eugene Dubouis, sehingga menarik para ahli lain untuk datang ke Pulau Jawa, mengadakan penelitian yang serupa. Selanjutnya penyelidikan fosil manusia dilakukan oleh GRH Von Koenigswald, Ter Har, dan Oppenoorth serta F. Weidenrech. Mereka berhasil menemukan fosil manusia di daerah Sangiran, Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo. 

Atas temuan fosil tersebut, Von Koenigswald membagi zaman Dilluvium/Pleistocen di Indonesia menjadi 3 lapisan yaitu Pleistocen bawah/lapisan Jetis, Pleistocen tengah/lapisan Trinil dan Pleistocen atas/lapisan Ngandong.

 Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh para ahli dari Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono. Lokasi penyelidikan antara lain Sangiran dan lembah Sungai Bengawan Solo. Dari hasil penyelidikan tersebut dapat diketahui jenis manusia purba yang hidup di Indonesia.

  1. Meganthropus
Von Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941. Tengkorak yang ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang tampak mempunyai batang yang tegap dan geraham yang besar-besar.
Dari penemuan tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil tersebut diperkirakan hidupnya antara 20 juta - 15 juta tahun yang lalu, dan berasal dari lapisan Jetis. Untuk lebih menambah pemahaman Anda tentang jenis manusia purba di Indonesia, maka bandingkanlah jenis Meganthropus ini dengan jenis fosil yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.
  1. Pithecanthropus/Homo Erectus
Dengan kedatangan Eugene Dubouis ke Pulau jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi ditemukan tulang rahang, kemudian tahun 1891 bagian tengkorak dan tahun 1892 ditemukan tulang paha kiri setelah disusun hasil penemuan fosil-fosil tersebut oleh Eugene Dubouis diberi nama Pithecanthropus Eractus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Dan sekarang fosil tersebut dinamakan sebagai Homo Erectus dari Jawa. Homo Erectus hidupnya diperkirakan antara 1,5 juta - 500.000 tahun yang lalu dan berasal dari Pleistocen tengah atau lapisan Trinil.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami bahwa Homo Erectus ternyata usianya lebih muda jika dibandingkan dengan Meghanthropus Plaeojavanicus.

Untuk menambah pemahaman Anda tentang manusia jenis Homo Erectus, maka perhatikanlah hasil fosil Homo Erectus dan rekonstruksi dari fosil temuan Eugene Dubouis melalui gambar berikut ini.


 
 Gambar. Fosil Homo Erectus     

             Gambar. Rekonstruksi Homo Erectus

            Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan E. Dubouis (Homo Erectus) bukan termasuk garis keturunan manusia, tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von Koenigswald dari lapisan jetis/pleistocen bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koenigswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh E. Dubouis.
Fosil manusia yang ditemukan Von Koenigswald adalah :
  1. Fosil manusia yang ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941, diberi nama Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto, dan sekarang disebut dengan Homo Mojokertensis.
  2. Fosil manusia yang ditemukan tahun 1936 di Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo, diberi nama Pithecanthropus Robustus yang artinya manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya atau disebut dengan Homo Robustus.
Dari uraian diatas dapat dipahami:
ü  Fosil manusia tertua di Indonesia disebut dengan Meganthropus Palaeojavanicus.
ü  Penemu fosil manusia tertua adalah Von Koenigswald
ü  Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan Trinil disebut dengan Homo Erectus
ü  Penemu fosil manusia di Trinil adalah Eugene Dubouis
ü  Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan jetis adalah:
o   Meganthropus Palaeojavanicus
o   Homo Mojokertensis
o   Homo Robustus


  1. Homo Sapiens
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
  1. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis).
  2. Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis.
Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka perhatikanlah gambar peta berikut ini.
Gambar. Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.
Setelah Anda mengamati gambar peta lokasi penemuan fosil manusia purba, selanjutnya Anda dapat memahami tabel 3 berikut ini.

Tabel . Jenis Manusia Purba di Indonesia

No comments:

Post a Comment