Ajag (Cuon alpinus)
adalah anjing hutan yang hidup di dataran Asia. Banyak yang beranggapan
ajag sama dengan serigala (Canis lupus) , padahal meskipun
hampir mirip, keduanya merupakan spesies yang telah berbeda pada tingkat
genus. Bahkan dua subspesies ajag yakni Cuon alpinus javanicus
dan Cuon alpinus sumatrensis merupakan anjing hutan asli
(endemik) Indonesia yang mendiami pulau Sumatera dan Jawa.
Ajag termasuk salah satu binatang
langka di Indonesia yang populasinya semakin menurun dan terancam kepunahan.
Oleh IUCN Redlist, anjing hutan asli Indonesia ini dikategorikan dalam status
konservasi endangered (Terancam Punah).
Ajag sering
pula disebut ajak mempunyai nama ilmiah Cuon alpinus. Di dalam
bahasa Inggris anjing hutan ini disebut sebagai “Dhole”, Asiatic
Wild Dog, India Wild Dog, dan Red Dog. Di Malaysia
binatang ini dikenal sebagai anjing hutan. Di beberapa daerah di jawa
hewan ini dikenal sebagai ‘asu kikik’.
Ciri-ciri dan Perilaku.
Ajag (Cuon alpinus) mempunyai panjang tubuh sekitar 90 cm
dengan tinggi badan sekitar 50 cm. Anjing hutan ini mempunyai berat
badan antara 12-20 kg. Ajag memiliki ekor yang panjang sekitar 40-45 cm.
Binatang
langka dan terancam kepunahan asli Indonesia ini
memiliki bulu berwarna coklat kemerahan kecuali pada bagian bawah dagu,
leher hingga ujung perut yang berwarna putih dan ekornya yang berwarna
kehitaman.
Ajag dapat mempunyai anak 6 ekor dalam
sekali masa kehamilan, dengan lama buntingan sekitar 2,5 bulan. Dalam
waktu satu tahun, anjing hutan ini dapat beranak sampai 2 kali. Anak
ajag akan mencapai dewasa pada umur satu tahun.
Hewan ini termasuk hewan yang lebih
aktif di malam hari (nokturnal), walaupun tidak sepenuhnya aktifitasnya
dilakukan di malam hari. Suara lolongnya terdengar jelas dan keras
sedang suara salakannya terdengar lembut, seperti mendengking pendek
berulang-ulang (suara” kik-kik-kik”). Mungkin lantaran itu dibeberapa
daerah di Jawa binatang langka ini disebut dengan ‘asu kikik’.
Habitat dan Populasi.
Ajag (Cuon alpinus) mendiami kawasan pegunungan dan
hutan. Binatang langka ini biasa membuat sarang di gua-gua dan liang
yang tersedia. Anjing hutan yang berbeda dengan serigala ini tersebar di
kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,
Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar,
Nepal, Russia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia ajag
dapat ditemukan di pulau Sumatera dan Jawa.
Populasi ajag mengalami penurunan
dari tahun ke tahun. Populasinya di seluruh dunia diperkirakan sekitar
2.500 ekor. Karena penurunan populasi ini, ajag kemudian dikategorikan
dalam status konservasi endangered (Terancam Punah)
oleh IUCN Redlist sejak 2004. Selain itu CITES
juga memasukkan dalam daftar Apendix II.
Penurunan populasi ini terutama
disebabkan oleh rusaknya
hutan sebagai habitat ajag, berkurangnya hewan buruan (mangsa)
ajag, dan perburuan liar. Di beberapa wilayah, ada pula yang kelebihan
populasi ajag sebagai akibat dari tidak adanya predator pesaing yang
membuat ajag sebagai predator tertinggi dalam ekosistem tersebut seperti
yang terjadi di Taman Nasional Baluran.
Ajag Bukan Nenek Moyang Anjing.
Meskipun masih terjadi silang pendapat, namun sebagian besar peneliti
berkeyakinan bahwa ajag (Cuon alpinus) bukanlah nenek moyang
dari anjing peliharaan (Canis lupus familiaris). Anjing
peliharaan dipercaya merupakan keturan dan domestikasi dari serigala (Canis
lupus).
Meskipun pernah dianggap sebagai
binatang hama, karena selain memangsa binatang di kawasan hutan lindung,
juga menyerang hewan ternak yang berkeliaran di tepi hutan , dan
beberapa waktu yang lalu, kawanan ajag juga dianggap bertanggung jawab
terhadap berkurangnya populasi rusa di Jawa Timur, seperti di Taman
Nasional Baluran, namun binatang langka ini tetaplah sebuah aset buat
bangsa Indonesia. Punahnya ajag, anjing hutan
asli Indonesia, merupakan kerugian besar bagi kita semua. Setujukah
sobat?
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum:
Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Karnivora; Famili: Canidae; Genus: Cuon;
Spesies: Cuon alpinus. Nama
Indonesia: Ajag
No comments:
Post a Comment