Indra Azwan (53), warga Kota
Malang membuat kejutan karena menemukan 7 bukit berlapis emas di lereng
Gunung Semeru.
Ini adalah kejutan kedua kalinya yang
dibuat warga Jl Genok Watu Barat Gang II/95, Kec Blimbing, Kota Malang. Sebelumnya, dia berjalan
kaki ke Jakarta untuk menemui Presiden SBY.
Temuan bukit yang diduga berlapis emas itu
berawal saat ia mempersiapkan diri mengikuti lomba berburu Polda Jatim untuk memperingati HUT
Bhayangkara ke-65. Bersama tiga rekannya, yakni Totok, Josyirin, dan
Tumin, ia meriset lokasi berburu dengan menjelajahi lereng bagian
selatan Semeru, dari arah Kec Dampit, Kab Malang.
"Lomba berburu ini diadakan pada 10-12 Juni, dan pada tanggal 5-7 Juli saya meriset lokasi," kata Indra saat ditemui di rumahnya, Jumat lalu.
Dalam riset selama 3 hari 3 malam, Indra dkk menyusuri lereng selatan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. Pada hari ketiga, mereka memutuskan mengaso di tepi sungai. Saat inilah, ia melihat ada sinar menyala di secuil batu di tebing bukit di pinggir sungai.
"Lomba berburu ini diadakan pada 10-12 Juni, dan pada tanggal 5-7 Juli saya meriset lokasi," kata Indra saat ditemui di rumahnya, Jumat lalu.
Dalam riset selama 3 hari 3 malam, Indra dkk menyusuri lereng selatan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. Pada hari ketiga, mereka memutuskan mengaso di tepi sungai. Saat inilah, ia melihat ada sinar menyala di secuil batu di tebing bukit di pinggir sungai.
"Saya pun memungutnya dan membawa pulang.
Waktu itu saya iseng, menduganya sebagai emas," kata Indra.
Sesampainya di rumah, Indra pun menunjukkan temuan itu kepada rekan dan kerabat dekat. Mereka rata-rata menyatakan batu itu mengandung logam mulia. Kemudian, oleh seorang kerabat, Indra dipertemukan dengan staf pertambangan Newmont yang kebetulan singgah di Kota Malang.
Sesampainya di rumah, Indra pun menunjukkan temuan itu kepada rekan dan kerabat dekat. Mereka rata-rata menyatakan batu itu mengandung logam mulia. Kemudian, oleh seorang kerabat, Indra dipertemukan dengan staf pertambangan Newmont yang kebetulan singgah di Kota Malang.
Staf Newmont itu menyatakan batu itu memang
benar mengandung logam, tapi belum tahu logam apa.
Indra pun dikenalkan oleh staf Newmont itu kepada Haji Agung, perwakilan dari PT Aneka Tambang (Antam) Cibadak, Bogor. Nah, sebelum pergi ke Bogor untuk menemui Agung serta meneliti batu itu, Indra dkk pun memutuskan kembali ke lereng selatan gunung setinggi 3.676 mdpl itu.
Indra pun dikenalkan oleh staf Newmont itu kepada Haji Agung, perwakilan dari PT Aneka Tambang (Antam) Cibadak, Bogor. Nah, sebelum pergi ke Bogor untuk menemui Agung serta meneliti batu itu, Indra dkk pun memutuskan kembali ke lereng selatan gunung setinggi 3.676 mdpl itu.
"Kami kembali ke lereng itu untuk membawa
sampel batu lebih banyak lagi," kata Indra.
Berbekal tas ransel, alat pemukul, penyungkit, kamera, serta handycam untuk dokumentasi, mereka ke lokasi temuan. Setelah mengecek sekitaran aliran sungai, mereka terkejut melihat tujuh bukit yang masih perawan yang mengandung logam sejenis.
"Tujuh bukit itu masih perawan, belum terjamah. Dan di sana kami temukan banyak tebing-tebing yang tampak mengandung logam," kata Indra.
Berbekal tas ransel, alat pemukul, penyungkit, kamera, serta handycam untuk dokumentasi, mereka ke lokasi temuan. Setelah mengecek sekitaran aliran sungai, mereka terkejut melihat tujuh bukit yang masih perawan yang mengandung logam sejenis.
"Tujuh bukit itu masih perawan, belum terjamah. Dan di sana kami temukan banyak tebing-tebing yang tampak mengandung logam," kata Indra.
Tiga kali Indra dkk mengumpulkan sampel.
Hingga akhirnya ia menggotong batu setengah ransel untuk diuji oleh
Tim Antam pada 1 Juli.
Menurut penelitian Tim Antam, batu-batu yang diambil dari lereng selatan Semeru itu memang mengandung emas, perak, tembaga, timah hitam, serta uranium. Kemudian, Indra pun kembali ke Malang guna mengecek keberadaan hutan di lereng selatan itu kepada Perhutani.
Menurut penelitian Tim Antam, batu-batu yang diambil dari lereng selatan Semeru itu memang mengandung emas, perak, tembaga, timah hitam, serta uranium. Kemudian, Indra pun kembali ke Malang guna mengecek keberadaan hutan di lereng selatan itu kepada Perhutani.
Namun, Indra belum mengabarkan perihal hal
ini kepada Perhutani sebelum hasilnya akurat. Andaikata, hutan itu
adalah hutan lindung, maka siapa pun tidak berhak mengelolanya,
sebaliknya, jika hutan itu adalah
hutan produktif, maka negara akan mengelolanya.
"Saya masih mengumpulkan data serta dokumentasi sebelum melaporkannya ke Istana, menemui kepala negara. Karena dalam waktu ke depan, saya berencana melaporkannya ke Istana atas saran Antam," ungkap Indra.
Keberadaan logam mulia di lereng Semeru, kata Indra dkk, tak ada warga yang mengetahuinya. Pasalnya, lereng itu jauh dari jangkauan penduduk.
"Saya masih mengumpulkan data serta dokumentasi sebelum melaporkannya ke Istana, menemui kepala negara. Karena dalam waktu ke depan, saya berencana melaporkannya ke Istana atas saran Antam," ungkap Indra.
Keberadaan logam mulia di lereng Semeru, kata Indra dkk, tak ada warga yang mengetahuinya. Pasalnya, lereng itu jauh dari jangkauan penduduk.
sumber: tribunnews.com
No comments:
Post a Comment