Thursday, December 15, 2011

Situs BATUJAYA, Terbesar di Asia Tenggara



Kerangka prasejarah di kompleks situs Batujaya. Ada gerabah Buni yang menghubungkan tempat ini dengan India, Srilangka dan Bali. Ada candi, artefak budaya, tengkorak, dsb. Paket lengkap. 

Candi Jiwa yang pertama kali ditemukan di Situs Batujaya. Ada 24 candi di kompleks ini, di permukaan. Belum yang rata/ bawah permukaan tanah. Teridentifikasi 30 umur, seluas 5 km2. Kolosal juga kerajaan Tarumanagara. 


Jawa Barat garing. Dada anda sesak disentil begitu ? Cibiran ini khusus percandian, di mana provinsi gemah ripah loh jinawi ini belum punya temuan arkeologis yang monumental. Kalau soal ini, memang kita akui dan terpaksa manggut2 ( dengan hati gundah ). Tapi, Allah tak ingin kita berlama-lama ‘dirundung malu’. Jawa Tengah punya Borobudur dan Prambanan. Jawa Timur punya situs Majapahit ( Situs Trowulan disayangkan penataannya tidak memperhatikan khazanah arkeologis ).
Jawa Barat, sejak tahun 1985 punya situs Tarumanegara. Jaraknya  150 km dari Kota Bandung. ( walau di ujung laut pun kan kusebrangi ) 45 km dari Karawang Kota. Masih di areal persawahan, tepatnya di Desa Segaran, kecamatan Batujaya, dan Desa Teluk Buyung serta Telagajaya di Kecamatan Pakisjaya, kabupaten Karawang. Situs Batujaya. 
Nggak tanggung2. 24 candi sekaligus. Itu baru di permukaan, belum yang di bawah permukaan. Bisa jadi yang terbesar di Asia Tenggara. ( kalau sabar, Allah takkan menyia-nyiakan kesabaran itu, kan ? Dihadiah full packed : candi, gerabah kuno, kerangka prasejarah, keramik, dll. You name it ). Situs Batujaya telah teridentifikasi 30 umur dengan luas sekitar 5 kilometer persegi. Dahulu di sepanjang pesisir Karawang berjejer bangunan tertua di Indonesia. Abad 4 Masehi. Warisan kerajaan Budha kuno, Tarumanegara.


Karawang = Kawasan Konservasi Strategis Nasional. 

Wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanagara. Dari Banten sampai Binong ( warna coklat di peta ). Wilayah pengaruhnya dari Ujung Kulon sampai sebagian Jawa Tengah ( coklat muda ). Urang Bandung dan anak Betawi/ Jakarta, sama2 keturunan Tarumanagara. 

Masa kerajaan Tarumanagara, sesudah Salakanagara ( tahun 300-an M ) dan sebelum Galuh-Pakuan Padjadjaran ( tahun 600-an M ). Menyusul kemudian, Sumedang Larang, Cirebon dan Banten.


Dari situs Buni ( kerangka manusia dalam gerabah, bersama benda kuburnya ) terlihat kompleks kebudayaan yang luas, mencakup pantura Jabar, aliran sungai Cisadane, Ciliwung, Bekasi, Citarum dan Cipagare, dengan sebaran Tangerang ( situs Serpong, Curug dan Mauk ), Bekasi ( situs  Buni, Kerangkeng, Puloglatik, Pulo Rengas, Kedungringin, Bulaktemu, Rawa Manembe, Batujaya dan Tugu ) dan Rengasdengklok ( Babakan Pedes, Tegalkunir, Kampung Krajan, Pulo Klapa, Cibutek, Kebakkendal, Karangjati dan Cilogo ).
Atas penemuan kolosal yang menggemparkan arkeolog nusantara dan internasional, pemerintah pusat menetapkan Karawang sebagai Kawasan Konservasi Strategis Nasional ( KSN ).
Tahun ini, pemerintah Karawang dipercaya menata Situs Batujaya, lengkap dengan area parkir, gapura, panggung seni, auditorium, penelitian, serta sarana lainnya. Anggarannya dari APBD provinsi Jabar dan APBD Karawang. Penelitian, pemugaran dan penataan situs Batujaya melibatkan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala ( Direktorat Peninggalan Purbakala ), Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jurusan Arkeolog FIB UI, beberapa lembaga penelitian dan teknis lain. Pemprov Jabar menangani secara finansial tahun 2002, pemkab Karawang mulai 2008.


Gundukan misterius bernama unur-unur.

Tim peneliti dan ekskavasi kerangka dari BP3 Serang dan ITB. Didokumentasikan dulu, digambar dulu, dianalisis dulu, baru diangkat.


Lubang di salah satu candi Batujaya. Bekas apa ya dulu ? Misterius, mengundang rasa ingin tahu. Pengen ke sana ? 


Mulanya, warga desa menemukan unur-unur ( gundukan tanah berisi reruntuhan kuno ). Karena ketidaktahuan mereka, bata candi itu diambil untuk dudukan wc. Petani memanfaatkannya untuk menyambung pematang sawah yang putus ( belum tahu dia, itu bata mahakarya nenek moyangnya yang terbesar di Asia Tenggara ). Penggali liar membongkarnya untuk diambil benda kuburnya. Perhiasan atau emas.  Tim Survei Arkeologi FIB UI yang sedang meneliti Situs Cibuaya ( sekitar 20 km timur laut Batujaya ) dilapori warga yang membantu, tentang unur2 ini. Lalu, 11 unur mereka temukan. Itu tahun 1985.
Selanjutnya, muncullah dari unur2 itu 24 bangunan di kawasan seluas 25 km2. ( jumlah 24 baru yang berupa gundukan. Yang terkubur rata dalam tanah belum diketahui jumlahnya ). Dari 4 yang sudah diteliti, 2 sedang dipugar. Candi Jiwa dan Candi Blandongan. ( Candi Serut dan Candi Slender belum ). Masih banyak lahan yang belum dibebaskan sehingga belum bisa dipugar seluruhnya, kata Kaisin, juru pelihara senior sekaligus penanggungjawab lapangan. Areal yang baru dibebaskan seluas 10.700 meter. Sebagian rumah warga ternyata berdiri di atas candi. Masalah penataan candi masih terkendala, terutama masalah pembebasan lahan seluas 8000 m2 yang perlu dana sekitar Rp 3,3 miliar. Menurut Kaisin, dengan kompleks seluas ini, juru pelihara candi perlu ditambah. Untuk ukuran Candi Blandongan saja butuh 10 juru pelihara. Saat ini kesepuluh juru pelihara ini menangani 4 candi yang tengah diteliti. Baru 2 juru pelihara yang diangkat menjadi PNS, sisanya masih kontrak dengan honor Rp.1 juta per 3 bulan.


2014 ditargetkan selesai, tapi 8000 m2  lahan belum dibebaskan. Gimana atuh ?

Patung Budha, berlatar stupa2 di candi Borobudur. Di situs Batujaya tidak/ belum ditemukan adanya stupa ini, padahal sama2 candi Budha.


Candi Blandongan, yang terbesar saat ini di situs Batujaya. Ukurannya 120 x 120 meter, termasuk pelatarannya. Kerangka prasejarah ditemukan di sini. Candi Slender yang masih terkubur, diperkirakan lebih besar ( satu hektar ). Kompleks situs Batujaya dibangun setelah makam2 prasejarah.


Menurut Paiman, Ketua Tim Pemugaran Candi Blandongan, tanpa pembebasan lahan, pihaknya sulit menyelesaikan penataan candi tsb pada tahun 2014. Selasar Candi Blandongan telah mencapai 90 %. Kini, timnya sedang mengecek struktur bangunan di sekitar candi. Struktur bangunan candi utama di Jawa, biasanya dikelilingi candi2 kecil. Dari penelusuran Paiman, di sisi barat ada 2 bangunan tidak berstupa, di barat laut juga ada satu bangunan  begitu. Tidak seperti candi.
Dari udara, Candi Jiwa seperti bunga teratai sebesar 19 x 19 meter. Tak beruang, tak berpintu. Mana stupanya, para peneliti bertanya-tanya. Di mana gerangan ciri candi2 Budha di Jawa ? Permukaan atas Candi Jiwa membentuk pola melingkar berdiameter 6 meter. Candi yang sudah selesai dipugar ini sering jadi tempat perayaan Waisak.
And the biggest is Candi Blandongan. Bentuk denahnya bujur sangkar  berukuran 100 x 100 meter , ditambah pelataran menjadi 120 x 120 meter ( Candi Slender diperkirakan lebih luas, sayangnya masih terkubur dalam tanah seluas satu hektar ). Bangunan candinya sendiri berukuran 23 x 23 meter. Gerbang masuknya berukuran 2 x 2,3 meter. Batu kerikil bercampur adonan lepa putih dan kerang melapisi ruang dalam. Sudut luar bangunan berbentuk bak bastion benteng. Banyak amulet dari bahan tanah liat yang dibakar. Tertera relief mantera dan tokoh Budha. Candi Blandongan, awalnya dipugar Balai Kepurbakalaan Bandung, tahun 2009. Selanjutnya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala ( BP3 ) Serang, tahun 2002 hingga sekarang. Candi ini diperkirakan selesai ditata tahun 2014. Sayangnya, wilayah Batujaya langganan banjir Citarum dan pasang air laut, sehingga banyak bangunan yang rusak karena sering terendam air. ( apa perlu kincir dan pompa seperti di Amsterdam untuk menghalau air ? ).


Dari petani lugu menjadi pemugar terampil. Candi kok dijadikan dudukan wc.


Puing-puing candi, ada 10 warga Batujaya yang menjaganya. Pak Kaisin, warga setempat, sang penanggung jawab lapangan, merasa kekurangan orang untuk memaksimalkan penjagaan ( juga kesejahteraan mereka ). Mengingat banyak orang yang silau materi ( dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan keping sejarah yang tak ternilai ini ), maka keluhan juru pelihara senior tsb patut ditindaklanjuti. Dari lingkungannya, ada 15 petani yang beralih profesi menjadi pemugar trampil. 


Look the bright side. Para petani yang tadinya menggunakan bata untuk wc dan pematang sawah karena tidak tahu, sekarang beralih profesi menjadi peneliti dan pemugar terampil. Sekitar 15 petani menjadi tukang pugar sejak tahun 1985. Meski pendidikannya rendah, mereka ulet mengerjakan tugas arkeologis. Ketika kompleks percandian kolosal ini siap dikunjungi wisatawan, sewajarnya warga Batujaya mendapat porsi terbesar dalam manfaat dan pengerahan SDM-nya. Di mana pun ditemukan cagar budaya atau sumber alam, mestilah warga setempat yang lebih dulu disejahterakan. Sehingga mereka merasa memiliki tempat itu, merawat dan melindunginya dari tangan2 tak bertanggung jawab. Lebih manusiawi dan berkeadilan. Lebih ekonomis dan aman. Sehingga warga daerah lain pun ikut tergugah bila menemukan artefak budaya di daerahnya, apalagi yang membuat bangsa bangga. Dari sinilah jati diri bangsa bermula. Modal awal untuk maju.
(  jika kepulauan nusantara pernah didiami bangsa Atlantis yang peradaban termaju di jamannya, jika kerajaan2 maritim nusantara pernah menpengaruhi wilayah2 mancanegara, cepat atau lambat artefak peninggalan mereka akan ditemukan. Sangat mungkin, awalnya oleh warga desa di seluruh pelosok negeri. Kebesaran masa lalu bisa menginspirasi generasi masa kini untuk menjadi bangsa yang besar. Tidak hanya dalam jumlah, tapi juga prestasi dan tingkah laku manusia sejati. Tidak hanya di buku sejarah, atau dongeng2 masa lalu. Tapi mereka meraba bukti nyata di tangan mereka, menghirup antiknya aroma candi, luasnya area yang mereka tapaki, 3 dimensinya kemegahan yang mereka lihat, dst. Semua sel saraf dilibatkan untuk menakar kebesaran pencapaian leluhur kita. Akan malu kita jika hanya bisa begini2 saja. Kita terpacu untuk bekerja lebih giat dan cerdas. Anda ingin lebih hebat dari orang tua anda, kan?).



Bata lebih sulit dan lebih tua dari candi2 di Jawa. Incredible .. Tarumanagara

Prasasti Ciarunteun. Anda bisa membacanya ? Situs Batujaya berasal dari 2 tahap ; abad 5 – 7 M masa Kerajaan Tarumanagara dan abad 7 – 10 M dibawah pengaruh Sriwijaya yang menguasai Tatar Sunda ( tertuang dalam prasasti Rakryan Juru Penghambat/ Kebun Kopi II, tahun 932 M kekuasaan dikembalikan ke Raja Sunda )


Posisi ditemukan prasasti2 yang berkaitan dengan kerajaan Tarumanagara.

Pakar arkeologi Indonesia mengatakan, Situs Batujaya menggunakan material bata pada abad ke-5  Masehi, berdasar analisis pertanggalan Radiocarbon Dating C-14, analisa bentuk paleografi, analisis sumber2 berita Cina dan prasasti terkait masa Kerajaan Tarumanegara. Jadi, bata di Batujaya bisa lebih tua dari batu candi2 di Indonesia. Membuat bata lebih sulit daripada memahat batu. Penguasaan teknologi pembuatan bata,  dari sejak pemilihan jenis tanah, bentuk, ukuran dan pembakarannya, apalagi awet sampai hari ini, menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi. Bata berukuran 41 x 22 x 7 cm diolah sangat baik ; keras, bercampur ( temper ) pasir, kulit padi ( sekam ) dan dibakar sempurna. Dari mana mereka belajar teknologi ini ? Bukankah masa itu di nusantara tak ada bangunan dari bata ?
Kunci jawaban ada di “Budaya Buni”. Buni nama daerah di Babelan, Bekasi. Tahun 1958, seorang warga Buni, Dogol membuat kalenan ( selokan ) dari sungai Bekasi ke sawahnya, cangkulnya mengenai tengkorak manusia. Hii.. Jasadnya bertabur pecahan gerabah dan artefak. Tembikar Buni memiliki bentuk, teknologi dan pola hias yang spesifik. Situs Buni berasal dari masa perundagian, setingkat masa bercocok tanam, dengan subsistensi antara pertanian dan menangkap ikan. Ada kesinambungan dari prasejarah ( masa awal bercocok tanam ) ke masa Klasik ( Hindu-Budha ). Batujaya merupakan daerah penting masa Klasik juga pilihan perumahan, peribadatan masa prasejarah. Ditemukan batu datar, dolmen, batu bergores, dsb, disini.
Kerangka prasejarah dan ‘budaya Buni’ penghubung Srilangka & India. Bali ?


Candi Jiwa, melibatkan arkeolog dalam dan luar negeri saat pemugarannya. Situs Batujaya adalah surga arkeologi bagi mereka. Semua ingin terlibat. Tahun 2014, Insya Allah, bisa mulai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Ditata secantik Borobudur atau Prambanan di samping ini. 

Gerbang masuk ke kompleks candi Prambanan, Jawa Tengah. Bergetar hati ketika memasukinya. Inikah karya adiluhung leluhur bangsa Indonesia ? Membuat kita merenung sejenak.


Masyarakat Sunda kuno pendukung tradisi prasejarah gerabah Buni, diduga sudah kontak dengan India, Srilangka dan Bali ( Situs Sembiran ) sejak awal Masehi. Dengan X-ray Diofraction ( XRD ), gerabah2 tsb mirip dengan gerabah di Situs Anuradhapura ( Srilangka ) dan Arikamedu ( India ). Tembikar Arikamedu mendapat pengaruh dari kebudayaan Buni. Gerabah di Candi Blandongan dibuat dari bahan setempat dengan teknologi dari persebaran “budaya Buni”.
Situs Batujaya berasal dari 2 tahap ; abad 5 – 7 M masa Kerajaan Tarumanagara dan abad 7 – 10 M dibawah pengaruh Sriwijaya yang menguasai Tatar Sunda ( tertuang dalam prasasti Rakryan Juru Penghambat/ Kebun Kopi II, tahun 932 M kekuasaan dikembalikan ke Raja Sunda ).
5 kerangka manusia akhir prasejarah ( sekitar abad ke-2 M ) yang ditemukan di pelataran Candi Blandongan akhir April lalu, akan diangkat oleh tim BP3 Serang. Dr.Johan Syarif, ahli kerangka dan tulang dari ITB yang akan menganalisis. Kerangka2 itu ditemukan ketika para pekerja sedang menggali / menelusuri struktur penghubung Candi Blandongan ke Candi Jiwa yang pertama kali ditemukan di kompleks situs Batujaya. 5 kerangka manusia dilengkapi bekal kubur dan 2 batu menhir berukuran 2,1 meter dan 2,2 meter ( jadi ingat komik Asterix dengan sahabatnya, Obelisk yang suka menggendong batu menhir ke mana2 ). Menurut Dedi Kusnadi, staf dokumentasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala ( BP3 ) Serang, sebelum diangkat kerangka manusia tersebut didokumentasikan dulu, lalu digambar dan dianalisis.
Kelima kerangka terkubur di kedalaman 93 meter, posisinya berjejer dengan kepala mengarah 60 derajat ke timur. Hanya satu yang utuh dari ujung batok kepala hingga ujung tulang kaki. Panjangnya 170 cm. Gerabah yang utuh dan pecah berada di antara tulang kaki kerangka. Ada yang disimpan di atas perut dan berdekatan dengan kerangka. Di tulang lengan, ada benda logam. Kerangka itu sudah ada sebelum muncul Kerajaan Tarumanagara, terlihat dari bekal kuburnya yang berupa gerabah dan persenjataan logam/ besi.
(  diramu dari artikel2 di PR, diantaranya tulisan Eddy Sunarto, anggota Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Jawa Barat dan karyawan Disparbud Jabar, juga keterangan Amelia Driwantoro, arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ).
Anda tergetar jika diberitahu ;  ragam seni tradisi leluhur kita ( nusantara ) adalah yang terkaya di dunia ?  Di antara pembuat atau pelestarinya, terkubur di situs Batujaya. Kita bisa memelihara dan menghargainya lebih baik, kalau mau.

Inilah Matahari Yang Sebenarnya


SOLAR 001
http://thebigblogtheory.files.wordpress.com/2010/05/sun-x-ray.gif

Sekumpulan awan besar yang terdiri dari plasma padat yang relatif dingin terlihat
tertahan di dalam panasnya matahari, corona tipis. Pada saat tertentu awan in dapat
meledak, terlepas dari atmosfir matahari. emisi dari garis spectral menunjukan
chromosphere bagian atas yang memiliki temperatur 60.000 derajat K (lebih dari 100rb
derajat F). Setiap bagian dari gambar ini menunjukan struktur medan magnet. bagian
bagian yang memiliki temperatur lebih dingin.(Courtesy of SOHO/EIT consortium)
terpanas nampak hampir berwarna putih, sementara bagian berwarna merah gelap menunjukan bagian yang memiliki temperatur lebih dingin. (courtesy of SOHO/EIT consortium).



SOLAR 002
Close up detail dari structur magnetic di atas permukaan matahari, dilihat dari H-alpha wavelength pada 22 agustus 2003. (solar teleskop 1-m swedia (SST) yang dioperasikan oleh Royal Swedish Academy of Sciences, Oddbjorn Engvold, Jun Elin Wiik, Luc Rouppe vander Voort).
 
 

SOLAR 003
NASA STEREO satellite menangkap gambar pertama tabrakan antara "Badai" matahari, yang disebut coronal mass ejection (CME), dan comet pada 4 April 2007. Tabrakan ini
menyebabkan terlepasnya ekor plasma comet. Comet adalah sisa dari formasi tata surya
milyaran tahun lalu. comet biasanya berada di bagian dingin,yang jauh dari tata surya, tapi kadangkala tarikan grafitasi dari planet, comet lain atau bahkan bintang di dekat comet tersebut membawa comet ke dalam tata surya. sesampainya di tata surya, panas matahari dan radiasi menguapkan gas dan debu dari comet yang membentuk ekor comet. comet biasanya memiliki 2 ekor, yang satu terbentuk dari debu dan yang satu terbentuk dari gas yang terkonduksi secara electric yang disebut plasma. (NASA/STEREO).
 
 

SOLAR 004
Gambar dari bagian matahari yang aktif diambil pada 24 juli 2002 dekat bagian timur
matahari.bagian highlight gambar adalah bentuk tiga dimensional dari photosphere jika
dilihat dari sudut besar ini. struktur pada bagian sunspot yang gelap di bagian atas
tengah gambarmenunjukan perbedaan ketinggian diatas "permukaan gelap" dari sunspot.
ketinggian dari struktur ini telah diestimasikan oleh Dr. Bruce Lites dari High Altitude Observatory berkisar antara 200 dan 450 km. bagian kecil yang terpisah
dari gambar berukuran sekitar 70 km.Terdapat juga beberapa cahaya "faculae" yang terlihat dari ujung granules yang menghadap observatorium pengamatan. (Prof. Goran Scharmer/Dr. Mats G. Löfdahl/Institute for Solar Physics of the Royal Swedish Academy of Sciences).
 
 

SOLAR 005
Gerhana matahari total pada 16 februari 1980 yang difoto dari Palem, India oleh tim
riset dari High Altitude Observatory of the National Center for Atmospheric Research.
Foto dari corona matahari ini diambil dari kamera system yang dikembangkan oleh Gordon A. Newkirk, Jr.Alat khusus ini mangambil gambar corona dalam cahaya merah, 6400 A. (Rhodes College, Memphis, Tennessee / High Altitude Observatory (HAO), University Corporation for Atmospheric Research (UCAR)).
 
 

SOLAR 006
 
Planet Venus terlihat dari TRACE satellite NASA, pada permulaan perjalanannya mengelilingi matahari pada 8 juni 2004. (NASA/TRACE).
 
 

SOLAR 007
 
Gambar dari sunspot dan granules pada permukaan matahari, terlihat pada H-alpha
wavelength pada 4 agustus 2003 (Swedish 1-m Solar Telescope (SST) operated by
the Royal Swedish Academy of Sciences, Göran Scharmer and Kai Langhans, ISP).
 
 

SOLAR 008
 
Solar flare 9pijar matahari) menghasilkan gelombang seismik pada matahari yang hampir
mirip dengan gelombang yang dihasilkan oleh gempa bumi di bumi kita,pada 27 mei 1998
para penelitimengamati gempa yang diakibatkan oleh solar flare ini yang memiliki
sekitar 40.000kali energi yang dihasilkan oleh gempa bumi yang menghancurkan san
fransisco tahun 1906,atau menurut kalkulasi para ahli sama dengan gempa bumi berkekuatan 11.3 SR. dalam jangka waktu 1 jam solar flare dapat mencapai jarak
10 kali diameter bumi sebelum lenyap di photosphere matahari. tidak seperti riak air
yang bergerak keluar pada kecepatan konstan, gelombang matahari bergerak dengan
kecepatan 22.000 mil per jam sampai dengan kecepatan maksimumnya 250.000 mil per jam
sebelum menghilang.(Courtesy of SOHO/EIT consortium. SOHO is a project of internationalcooperation between ESA and NASA).
 
 

SOLAR 009
 
Animasi dari matahari, terlihat dari Extreme ultraviolet Imaging Telescope (EIT) milik NASA pada jangka waktu 6 hari, dimulai dari 27 juni 2005(Courtesy of SOHO/EIT consortium).
 
 

SOLAR 010
 
Hinode(sebelumnya dikenal dengan nama Solar-B) berhasil menangkap solar flare raksasa
pada 13 desember 2006. Ini merupakan solar flare/pijar matahari terbesar yang terjadi
pada periode aktivitas matahari minimum. (JAXA/NASA/PPARC).
 
 

SOLAR 011
 
Gambar ini menunjukan Corona untuk aktivitas matahari sedang, denngan beberapa region
(merah) panas di kedua hemisphere, dikelilingi oleh (biru/hijau) palasma yang lebih dingin dari corona. Perhatikan juga filamen putaran trans-equatorial di bagian utara dari polar-crown,dan lubang corona(coronal hole) pada bagian sudut tenggara (kanan bawah) dari gambar dan bagian yang lebih kecil di atas kutub utara. Gambar ini menunjukan corona matahari dalam false-color, komposit 3-bagian: biru,hijau dan chanel merah menunjukan wavelength/panjang gelombang 171A,195A, dan 284A, secara berturut-turut (paling sensitif pada emisi 1, 1.5, dan 2 juta derajat gas)(TRACE Project, Stanford-Lockheed Institute for Space Research, NASA).
 
 

SOLAR 012
 
Gambar dari sunspot/noda matahari dengan bentuk tidak beraturan dan granules pada permukaan matahari, terlihat pada 22 agustus 2003 (Swedish 1-m Solar Telescope (SST) diopersikan oleh the Royal Swedish Academy of Sciences, Oddbjorn Engvold, Jun Elin Wiik, Luc Rouppe van der Voort, Oslo).
 
 

SOLAR 013
 
Pada 8 November 2006, merkurius terlihat, memulai perputarannya di depan matahari.(NASA/TRACE).
 
 

SOLAR 014
 
Gambar TRACE 171Å-wavelength pada 11 November 2006 ini menunjukan region aktif dengan ukuran berubah-ubah pada bagian sayap timur matahari (diputar searah jarum jam
90 derajat sehingga utara adalah bagian kanan) tepat pada saat berotasi menghadap hemisphere bumi. perhatikan struktur berwarna hitam dari filamen pada ujung utama region, beberapa material hitam yang mengambang pada bagian kanan region, dan bagian ephemeral di bagian kanan bawah. (NASA/TRACE).
 
 

SOLAR 015
 
matahari, diamati pada 22 mei 2008.Dengan matahari yang terus beraktivitas pada
keadaan minimum ,hanya sebagian kecil dari aktivitas saja yang terlihat pada
piringan matahari. penampilan seperti cell terbentuk oleh kumpulan cluster2x kecil
magnetic flux yang terkumpul pada region bagian bawah jaringan superglanural dari
pergerakan transmisi.(NASA/TRACE).
 
 

SOLAR 016
 
gambar pusaran tipis terlihat melengkung di atas region aktif dari matahari pada 1
januari 2001.(Courtesy Dick Shine, NASA/TRACE).
 
 

SOLAR 017
Gambar LASCO C2 ini yang diambil pada 8 januari 2002, menunjukan coronal mass
ejection (CME) yang tersebar luas pada saat meletus lebih dari 1 milyar ton material
terlepas ke ruang angkasa dengan kecepatan jutaan kilometer per jam. Gambar C2
diputar 90 derajat sehingga ledakan nampak seperti menuju ke bawah.(Courtesy of SOHO
/LASCO consortium).
 
 

SOLAR 018
Close up detail dari struktur magnetik pada permukaan matahari, terlihat dari
H-alpha wavelength pada 22 agustus 2003.(Swedish 1-m Solar Telescope (SST) dioperasikan oleh the Royal Swedish Academy of Sciences, Oddbjorn Engvold, Jun Elin Wiik, Luc Rouppe van der Voort, Oslo).
 
 

SOLAR 019
 
Pesawat Ruang Angkasa Nasa STEREO mengamati letupan matahari yeng menakjubkan ini
pada 29 september 2005 pada 304 wavelength of extreme UV light. letupan ini muncul
dan menghilang selama beberapa jam, nampak seperti bendera terbentang, pada saat
terpecah ke ruang angkasa. Material yang diamati ini sebenarnya helium yang terionisasi pada suhu sekitar 60.000 derajat. Letupan merupakan kumpulan gas yang relatif lebih dingin yang tertahan di atas permukaan matahari dan dikontrol oleh medan magnetik.(NASA/STEREO).
 
 

SOLAR 020
 
Transit dari Bulan melintasi permukaan matahari pada 25 februari 2007 - namun tidak
terlihat dari bumi. Pemandangan ini hanya terlihat dari STEREO-B spacecraft di orbit
nya di matahari, bergerak di bag belakang bumi. Misi STEREO NASA terdiri dari 2 pesawat ruang angkasa yang diluncurkan pada oktober 2006 untuk mempelajari badai matahari (solar storm). STEREO-B sekarang berada sekitar 1 juta mil dari bumi, 4,4 kali lebih jauh dari bulan daripada kita di bumi. Sebagai hasilnya bulan nampak 4,4 kali lebih kecil dari yang biasa kita lihat.(NASA/STEREO).
 
 

SOLAR 021
 
Pada 30 September 2001 TRACE mengamati flare M1.0 di region aktif sangat dekat dengan bag. sayap matahari. Fragmen dari prominence bergerak di atas region, dengan material filamengelap (yg relatif lebih dingin) bergerak mengikuti di bagian garis permukaan, yang kemudian berpisah untuk membentuk outline terang berbentuk naga ini.

Saqqara Bird, Bukti Pesawat Terbang Sudah Ada Sejak Abad 200 SM?


Ketika manusia melihat burung yang sedang terbang, pikiran mereka pun melayang dan mulai mencari cara untuk bisa terbang seperti itu. Proses berpikir ini mungkin telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Tetapi benarkah mereka yang hidup ribuan tahun yang lalu telah menemukan cara untuk membuat pesawat yang bisa membawa mereka terbang?


Ini adalah pertanyaan lainnya dari seorang pembaca mengenai sebuah "Ooparts" dari Mesir.

Tentu saja kita membutuhkan alat untuk bisa terbang seperti burung. Menurut sejarah yang kita ketahui, tahun 1783 adalah tahun pertama manusia bisa mengangkasa ketika dua orang Perancis, de Rozier dan d'Arlandes berhasil terbang dengan balon udara di atas kota Paris.

Lalu, teknologi kita mengalami lompatan ketika kita bukan hanya bisa melayang, melainkan benar-benar melaju terbang dengan kecepatan tinggi. Ini terjadi ketika Wright bersaudara menciptakan pesawat terbang dan berhasil terbang dengan selamat di atas Kitty Hawk pada tahun 1903.

Impian manusia untuk bisa terbang seperti burung akhirnya menjadi kenyataan.

Namun, mungkin sejarah kita tidak seperti yang kita ketahui selama ini. Sebagian orang sejak lama percaya kalau teknologi yang kita miliki sekarang sebenarnya tidak lebih hebat daripada teknologi nenek moyang kita, termasuk dalam hal Aerodinamika. Penemuan sebuah artefak di Mesir ini diklaim sebagai buktinya.

Pada tahun 1898, sebuah artefak kuno terbuat dari kayu sycamore ditemukan di sebuah makam di Saqqara, Mesir. Artefak ini diperkirakan berasal dari tahun 200 SM. Tetapi, apa yang menarik dari objek ini adalah kenyataan kalau ia memiliki bentuk seperti sebuah pesawat terbang atau pesawat layang.

Panjang objek ini sekitar 15 cm dengan rentang sayap 18 cm. Ia bahkan memiliki ekor seperti sebuah pesawat.



Ketika ditemukan, artefak ini kemudian dikatalogkan sebagai model seekor burung dan dibiarkan berdebu di ruang bawah tanah museum Kairo hingga tahun 1969 ketika ditemukan oleh Dr. Khalil Messiha. Copy artefak itu kemudian dipajang di Museum Kairo dan menarik perhatian para peneliti. Sejak itu, beberapa artefak serupa juga ditemukan kembali. Penemuan ini dianggap penting oleh pemerintah Mesir sehingga mereka membuat sebuah komite untuk menelitinya lebih lanjut.

Karena karakteristiknya yang berbentuk seperti itu, artefak ini kemudian disebut sebagai Saqqara Bird atau Saqqara Glider.



Pada tahun 1991, Dr.Messiha menerbitkan sebuah makalah berjudul "African Experimental Aeronautic: A 2.000 Years Old Model Glider" yang berisikan teorinya mengenai Saqqara Bird. Ia percaya kalau artefak ini adalah sebuah bukti yang tidak terbantahkan kalau bangsa Mesir Kuno telah memiliki teknologi aerodinamika.

Teori Dr.Messiha cukup menarik untuk disimak karena teori ini mendukung anggapan kalau pada masa lampau nenek moyang kita sesungguhnya telah memiliki teknologi yang cukup tinggi.


Kalau begitu, mungkinkah Saqqara Bird menunjukkan kalau bangsa Mesir kuno yang hidup ribuan tahun yang lalu telah memiliki teknologi aerodinamika seperti yang kita miliki di masa modern ini?

Menurut pendapat saya tidak.

Saya tidak mengatakan kalau bangsa Mesir kuno tidak memiliki teknologi tinggi. Yang ingin saya katakan adalah mendasarkan argumen tersebut dengan menggunakan Saqqara Bird adalah argumen yang cukup lemah.

Mari kita melihat artefak ini dengan pandangan yang lebih kritis.

Pertama, kita harus mengetahui kalau apa yang dipajang di Museum Kairo adalah sebuah replika dari artefak yang sebenarnya. Namun replika ini dibuat dengan akurasi tinggi sehingga boleh dibilang mencerminkan karakteristik artefak yang asli.

Jika melihat foto di atas, mungkin kalian akan percaya kalau artefak itu adalah sebuah model pesawat terbang karena kemiripannya yang luar biasa.

Tetapi tunggu dulu, saya akan mengajak kalian untuk melihat sisi yang lain dari artefak ini.

Jika kita hanya melihat kepada foto artefak ini dari satu sisi, maka kita akan dibuat percaya kalau artefak ini adalah sebuah model pesawat.

Sekarang coba lihat dari samping.




Lalu dari depan.



Apakah masih terlihat seperti pesawat bagi kalian?

Sayangnya, beberapa website memang hanya menampilkan foto artefak ini dari belakang sehingga menimbulkan kesan kalau artefak ini adalah sebuah model pesawat. Namun, ketika kita melihat adanya sepasang mata di kepalanya, kita akan segera teringat dengan seekor burung, bukan sebuah pesawat. Bahkan kalian bisa melihat paruhnya.

Jadi, kita tidak bisa menyalahkan para arkeolog ketika mereka menyebutnya sebagai "burung Saqqara".

Menurut para arkeolog, artefak ini sesungguhnya adalah model seekor burung Falcon. Burung ini memang biasa digunakan untuk mewakili beberapa dewa penting di Mesir seperti Horus dan Ra.

Namun, Dr.Messiha menolak anggapan kalau artefak itu adalah seekor burung karena menurutnya artefak tersebut tidak memiliki sepasang kaki dan ekor vertikal seperti itu.

Dr.Messiha lupa kalau artefak inipun tidak mencerminkan sebuah pesawat. Untuk bisa terbang, sebuah pesawat membutuhkan Tailplane (ekor melintang pada pesawat). Pada Saqqara Bird, Tailplane tidak ditemukan. Lagipula, saya juga tidak melihat adanya roda pesawat pada artefak itu.

Tailplane

Namun, Dr.Messiha tetap pada pendiriannya dengan menganggap kalau pada awal desainnya, artefak itu memiliki tailplane yang karena suatu sebab hilang entah kemana. Jadi, ia berusaha membuktikannya dengan menciptakan sebuah replika pesawat mirip dengan Saqqara Bird yang besarnya 6 kali model itu untuk diterbangkan. Kali ini, ia menambahkan tailplane untuk membuktikan teorinya.

"Saya sudah membuat sebuah model serupa dari kayu Balsa dan menambahkan Tailplane (yang saya anggap telah hilang) dan saya tidak terkejut ketika menemukan replika itu bisa melayang di udara hingga beberapa yard ketika dilempar dengan tangan"

Percobaan ini mungkin meneguhkan teorinya, namun, klaim Dr.Messiha ini dibantah oleh seorang desainer glider (pesawat layang) bernama Martin Gregorie yang membuat model yang sama, juga dari kayu Balsa. Menurut Martin, Saqqara Bird jelas tidak akan bisa stabil tanpa adanya Tailplane.

Replika Martin Gregorie


"Bahkan setelah Tailplane ditambahkan, kinerja Replika itu sangat mengecewakan" Kata Martin.

Martin menyimpulkan kalau Saqqara Bird mungkin hanyalah sebuah mainan anak-anak atau indikator angin, yang tentu saja bukan merupakan bukti kehebatan teknologi Mesir kuno.

Pada tahun 2006, History Channel juga pernah membuat sebuah dokumenter mengenai Saqqara Bird dimana mereka meminta pendapat seorang ahli aerodinamika bernama Simon Sanderson yang segera membuat replika Saqqara Bird dengan ukuran 5 kali lebih besar dari ukuran aslinya.

Sanderson kemudian mengujinya dalam sebuah simulator dan menemukan kalau Saqqara Bird memang bisa terbang dalam kondisi tertentu, namun ia membutuhkan rudder samping untuk terbang dengan benar.

Hasil eksperimen Sanderson cukup meneguhkan pendapat Martin Gregorie.

Jadi, dengan demikian kita bisa menyimpulkan kalau Saqqara Bird kemungkinan besar benar-benar model seekor burung.

Lagipula jika benar-benar bangsa Mesir kuno memiliki teknologi penerbangan, mengapa hal itu tidak tertulis di dalam catatan-catatan kuno mereka atau catatan kuno bangsa lain seperti Yunani?

Walaupun replika burung yang dibuat Dr. Messiha (yang kebetulan dibuat dari kayu Balsa - kayu paling ringan di dunia) bisa terbang, apakah itu membuktikan kalau bangsa Mesir kuno punya teknologi pesawat terbang? Bisa saja itu cuma membuktikan kalau bangsa Mesir adalah pembuat mainan yang hebat.

Jika Dr. Messiha bisa mempercayai kalau artefak itu adalah model sebuah pesawat terbang yang tidak sempurna, mengapa ia tidak bisa mempercayai kalau artefak itu adalah model seekor burung yang tidak sempurna?

Kepulauan Nusantara yang Dikenal Kaya Raya Sejak Peradaban Kuno


Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.


1. Sumatera - Pulau Emas
 
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.

Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua - daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir'aun Mesir kuno.


Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.


Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
 


2. Jawa - Pulau Padi

 
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.


Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.


Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.

Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”


Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.

Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
 


3. Kepulauan Sunda Kecil (Bali, NTB dan NTT) - Kepulauan Wisata

 
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.

Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.


Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.


Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.


Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.
 


4. Kalimantan - Pulau Lumbung Energi

 
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.

Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.


Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.


Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
 


5. Sulawesi - Pulau Besi

 
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.

Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.


Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.


Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo.

Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
 


6. Maluku - Kepulauan Rempah-Rempah

Maluku memiliki nama asli "Jazirah al-Mulk" yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.

Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.


Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.


Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.


Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.
 

7. Papua - Pulau Surga

 
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.

Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.


Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.


Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.

Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak tercatat sejarah.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.

Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya.

Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita.
Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.

Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.
sumber: www.blognyajose.blogspot.com