" anak yang berambut gimbal adalah keturunan Tumenggung Kolo Dete yang merupakan titipan Ratu Laut Kidul"
Biasanya di Jakarta, rambut gimbal
identik dengan orang yang fanatik dengan musik Reggae. Tidak demikian
dengan anak-anak di Dataran Tinggi Dieng, mereka memiliki rambut gimbal
asli, bukan buatan. Tentunya hal unik ini dilatar belakangi oleh suatu
mitos yang dipercaya warga setempat secara turun-temurun, berikut ini
adalah kisahnya.
Rambut gimbal ini hanya tumbuh pada
anak-anak tertentu di sekitar Dataran Tinggi Dieng. Menurut cerita yang
berkembang di masyarakat setempat, anak yang berambut gimbal adalah
keturunan Tumenggung Kolo Dete yang merupakan titipan Ratu Laut Kidul.
Tumenggung Kolo Dete adalah seorang panglima dari Keraton Yogyakarta
yang sedang mengasingkan diri di kawasan Dieng. Tumenggung Kolo Dete
merupakan pertapa berambut gimbal dari Majapahit, nantinya keturunan
dari Tumenggung Kolo Dete akan mempunyai rambut gimbal. Tapi rambut
gimbal ini akan diminta kembali oleh Ratu Laut Kidul.
Mulanya, anak-anak tumbuh dengan
rambut normal. Sebelumnya, anak akan sakit panas terlebih dahulu,
kemudian setelah sembuh, di kepala anak tersebut akan tumbuh bintik
kecil sebesar biji kedelai. Lama kelamaan, bintik itu membesar dan
rambutnya akan menggimbal, saat itu pula orang tua sudah tau bahwa
anaknya merupakan keturunan Tumenggung Kolo Dete.
Orang tua pastinya menginginkan
rambut gimbal anaknya dipotong secepatnya, namun hal ini tidak bisa
dipaksakan jika anak tersebut belum mau. Jika anak sudah mau, tentunya
harus dengan ritual dan semua persyaratan dari anak tersebut harus
dipenuhi. Jika tidak dipenuhi, maka rambut gimbal akan tumbuh kembali
dan anak akan jatuh sakit.
Permintaan keturunan gimbal dapat
bermacam-macam, mulai dari barang-barang sederhana seperti binatang
peliharaan seperti ayam atau kambing, bahkan ada yang menginginkan
sepeda atau motor. Hal ini terkadang memang menyulitkan orang tua,
karena tidak bisa ditawar lagi, oleh karenanya orang tua harus siap
betul memenuhi keinginan anaknya.
Sebelum upacara pemotongan rambut,
akan dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan
lancar. Tempat-tempat tersebut adalah Candi Dwarawati, komplek Candi
Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi
Bima, Kawah Sikidang, komplek Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga
Warna), Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng.
Malam harinya akan ada Upacara
Jamasan Pusaka, yaitu pencucian pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak
rambut gimbal untuk dicukur. Keesokan harinya baru dilakukan kirab
menuju tempat pencukuran, si anak diarak dari rumah sesepuh pemangku
adat dan berhenti di dekat Sendang Maerokoco atau Sendang Sedayu, tempat
penyucian rambut. Setelah itu, barulah ritual pemotongan rambut
dilaksanakan. Potongan rambut gimbal tersebut kemudian dihanyutkan ke
Telaga Warna yang menandakan bahwa rambut tersebut dikembalikan ke
pemiliknya, yaitu Ratu Laut Kidul.
Rambut gimbal tersebut haruslah
dipotong, konon katanya bila rambut gimbal dibiarkan, masyakat Dieng
percaya anak itu beserta keluarganya akan terancam musibah.
No comments:
Post a Comment