Melihat Situs Kendan dan Batu Obsidian sebagai perkakas manusia
jaman prasejarah, karena ketajaman batu tersebut (seperti kaca). Menurut
Pak Awang Kendan bisa jadi merupakan sumber tambang manusia pra sejarah
di sekitar Cekungan Bandung untuk bahan perkakas.
Obsidian di Kendan (Nagreg) terdapat sebagai bongkah-bongkah yang tertanam di dalam batuan tuf. Tuf Kendan/Nagreg sendiri sudah mengalami pelapukan sehingga menjadi sejenis batuan/endapan yang disebut tras/ pozolan. Sedangkan obsidian di Gunung Kiamis (sebelah tenggara Gunung Malabar) terdapat bersamaan dengan lava andesit.
Karena sifatnya yang keras dan tajam, obsidian telah digunakan sejak purbakala sebagai bahan baku untuk membuat perkakas atau senjata misalnya pisau, mata tombak atau mata panah. Penggunaan obsidian sebagai perkakas dan senjata terjadi secara luas pada masa Mesolitikum dan Neolitikum (10.000 tahun Sebelum Masehi s/d sekitar awal-awal tahun Masehi). Penelitian-penelitian purbakala pada tahun 1930-an sampai 1950-an terutama oleh dua orang ahli purbakala: von Koenigswald dan Rothplez telah menemukan artefak-artefak (benda-benda purbakala) berupa perkakas-perkakas terbuat dari obsidian di sekeliling Bandung dan Garut. Diyakini bahwa artefak-artefak obsidian yang suka disebut mikrolit obsidian di sekeliling Bandung berasal dari obsidian yang digali dari Gunung Kendan, Nagreg. Sedangkan artefak-artefak obsidian yang ditemukan di sekitar Cangkuang, Garut diperkirakan berasal dari batuan obsidian Kendan atau Kiamis di sebelah tenggara Gunung Malabar.
Dengan demikian, Gunung/Bukit batuan Kendan telah sejak purbakala menjadi tempat penggalian batu/ tambang untuk keperluan pembuatan perkakas/ senjata. Pada abad-abad modern sampai kini wilayah Kendan masih menjadi tempat penambangan, tetapi yang terutama ditambang adalah endapan tras/pozolan-nya. Nagreg merupakan penghasil tras terbesar di Indonesia sebelum Perang Dunia ke-2 dengan hasil 1000- hampir 2000 ton/tahun diproduksikan oleh perusahaan Belanda: Preanger Nagreg Machinale Tuftras Exploitatie Maatschappij Puzzolaan. Tepi Danau Bandung Purba tempat ditemukan banyak batu2 Obsidian yang dipergunakan sebagai perkakas manusia
Obsidian di Kendan (Nagreg) terdapat sebagai bongkah-bongkah yang tertanam di dalam batuan tuf. Tuf Kendan/Nagreg sendiri sudah mengalami pelapukan sehingga menjadi sejenis batuan/endapan yang disebut tras/ pozolan. Sedangkan obsidian di Gunung Kiamis (sebelah tenggara Gunung Malabar) terdapat bersamaan dengan lava andesit.
Karena sifatnya yang keras dan tajam, obsidian telah digunakan sejak purbakala sebagai bahan baku untuk membuat perkakas atau senjata misalnya pisau, mata tombak atau mata panah. Penggunaan obsidian sebagai perkakas dan senjata terjadi secara luas pada masa Mesolitikum dan Neolitikum (10.000 tahun Sebelum Masehi s/d sekitar awal-awal tahun Masehi). Penelitian-penelitian purbakala pada tahun 1930-an sampai 1950-an terutama oleh dua orang ahli purbakala: von Koenigswald dan Rothplez telah menemukan artefak-artefak (benda-benda purbakala) berupa perkakas-perkakas terbuat dari obsidian di sekeliling Bandung dan Garut. Diyakini bahwa artefak-artefak obsidian yang suka disebut mikrolit obsidian di sekeliling Bandung berasal dari obsidian yang digali dari Gunung Kendan, Nagreg. Sedangkan artefak-artefak obsidian yang ditemukan di sekitar Cangkuang, Garut diperkirakan berasal dari batuan obsidian Kendan atau Kiamis di sebelah tenggara Gunung Malabar.
Dengan demikian, Gunung/Bukit batuan Kendan telah sejak purbakala menjadi tempat penggalian batu/ tambang untuk keperluan pembuatan perkakas/ senjata. Pada abad-abad modern sampai kini wilayah Kendan masih menjadi tempat penambangan, tetapi yang terutama ditambang adalah endapan tras/pozolan-nya. Nagreg merupakan penghasil tras terbesar di Indonesia sebelum Perang Dunia ke-2 dengan hasil 1000- hampir 2000 ton/tahun diproduksikan oleh perusahaan Belanda: Preanger Nagreg Machinale Tuftras Exploitatie Maatschappij Puzzolaan. Tepi Danau Bandung Purba tempat ditemukan banyak batu2 Obsidian yang dipergunakan sebagai perkakas manusia
No comments:
Post a Comment