Sunday, June 17, 2012

Saatnya Mempertanyakan APA KERJA ARKEOLOG, Untuk Apa Museum Nasional


13396907001279977475
sosok wajah dalam relief, bangsa asing yg dirusak shingga identitas hilang (foto oleh Umi Lasminah, Museum Nasional Jakarta)

13396892341814059525
foto oleh Umi Lasminah, Museum Nasional Jakarta
Sejarah Nasional dan Dunia telah meninggalkan Nuswantara. Sejarah Dunia dikuasai oleh Barat (Eropa-Amerika Serikat). Terutama sekali Eropa yang diawali oleh Yunani dalam konteks pemikiran dan inspirasi penguasaan dunia, lalu Inggris dan Spanyol yang mempraktekkan dan mewujudkan teori dari pemikiran filsuf Yunani.

Maka sejarah dunia ditulis dan digambar dalam peta. Bahwa pada tahun 1500an, di Nusantara tidak ada apa-apa. Bahwa di Nuswantara orang-orang masih purba dan tinggal di gua-gua. Hal tersebut antara lain termuat dalam peta dunia yang dibuat tahun 1529. Bila kita memperhatikan secara seksama stupa dan patung-patung di Museum Nasional (Museum Gajah). Berbagai logo, patung manusia berpakaian bangsa asing juga patung hewan yang selama ini dianggap berasal atau bercerita tentang mitos atau legenda bangsa lain. Terdapat patung ular naga. Terdapat relief yang bergambar bendera israel. Namun entah bagaimana sebenarnya pekerjaan


Secuplik artifak yang diambil dari berbagai lokasi di Nuswantara yang bercerita tentang sejarah leluhur tersebut tentu saja harusnya mampu berkata-kata yang terkait patung atau stupa, atau relief. Namun Arkeolog ataupun sejarawan tidak mau atau tidak mampu bercerita apa-apa. Bahkan kalau kita masuk ke belakang ke arah dekat Toilet, kita akan menemukan patung seorang berambut keriting berwajah bukan orang Nuswantara, seperti patung yang terdapat di candi Cetho, Karanganyar. Bayangkan, patung yang masih ada di candi Cetho menggambarkan sosok bangsa Sumeria yang terlihat takluk, dan menyembah,dan patung yang diambil dari Cetho ditaruh di dekat toilet tanpa penjelasan apa-apa. Apa kerjanya arkeolog Nasional.


Yang parah adalah, apabila kita memperhatikan betapa banyaknya sosok gambaran wajah/patuh asli yang diambil dari relief candi atau candi wajahnya dirusak/digerinda untuk menghilangkan jejak. Padahal pakaian/busana yang dikenakan pada masa lalu akan dapat dilacak orang tersebut dari bangsa apa..walaupun wajahnya dirusak.


Stupa di atas juga ada di Museum Nasional, patung itu menggambarkan perempuan memakai baju rok, anting-anting,tak ada penjelasan tentang siapa sosok patung tersebut. Siswa-siswa yang datang ke museum nasional akan sangat tidak mendapat informasi apapun. Hampir semua patung laki-laki dianggap Syiwa. Padahal mahkota Raja yang titisan Wisnu atau Syiwa mempunyai mahkota berbeda.



Saatnya mempertanyakan apa kerja arkeolog Indonesia. Untuk apa biaya dan anggaran yang digunakan kalau menuliskan tentang suatu sosok patung relief saja tidak bisa dibuat untuk MUSEUM yang Katanya Nasional. Bahkan kalangan Petugas Museum saja tidak tahu mengapa Thailand mengirimkan patung Gajah kepada Indonesia dan Museum Nasional dikenal juga dengan patung Museum Gajah. Karena dahulu masa Majapahit era Gajah Mada, yang menjadi adipati Ayodya (Thailand) adalah Gajah Mada, maka disebut Gajah Putih..


Sejarah Nuswantara boleh ditinggalkan oleh Dunia, namun semua kebenaran kembali pada kesejatiannya. Bahwa Hyang Maha Penguasa tidak diam. Nuswantara selalu dalam LindunganNya.

No comments:

Post a Comment