Thursday, May 3, 2012

4 Komunitas Asal Indonesia di Negri Belanda




Komunitas Indo
Komunitas Indo atau blasteren ini merupakan kelompok tertua sejarah kehadiran mereka di Negeri Belanda, sudah beberapa generasi hadir dinegeri kincir angin. Melalui orang tua dan leluhurnya, mereka pindah ke Negeri Belanda. Indo atau blasteren ini dikenal sejak terjadinya perkimpoian antara sang tuan dan pengasuh rumah tangga mereka sejak masa kolonial, di Nederlands Indiƫ pada jaman tempo doeloe.
Tetapi komunitas ini mencapai puncaknya berpindah ke Belanda pada zaman pergantian kekuasaan di Indonesia, dari orde-lama ke orde-baru, pada akhir tahun 1965 – 1966, kemudian mereka berdiam negeri Belanda. Mereka ini menganggap diri selaku orang Belanda, walaupun orang Belanda sendiri menganggap mereka orang asing, demikian juga halnya orang di Indonesia beranggapan sama kepada mereka. Hingga terjadi istilah bangsa kehilangan tanah air dan orang-orang yang asing dinegri leluhurnya..
Komunitas Ambon
Komunitas Ambon merupakan Kelompok yang datang ke negeri Belanda melalui kebijaksanaan Pemerintah Belanda pada awal tahun limapuluhan. Pemerintah Belanda merasa bertanggung jawab atas keselamatan bekas serdadunya, yang bergabung dalam KNIL(Koninklijk Nederlands Indische Leger).Bekas tentara KNIL ini diangkut oleh pemerintah Belanda dari Indonesia setelah Tentara Republik mengoperalih kekuasaan dibawah presiden Sukarno.Hasil perkimpoian dgn berbagai ras di Nederland sampai generasi ke tiga sekarang mungkin jumlahnya sudah ratusan ribu jiwa. Mereka ini tersebar ke berbagai penjuru Nederland mulai dari Selatan Provinsi Maastricht sampai ke utara provinsi Groningen dan Frisland. kelompok Ambon asal KNIL ini membentuk kelompok yang terbesar dari empat kelompok etnis asal Indonesia. SUMBER
Komunitas Jawa Suriname
Komunitas Jawa Suriname merupakan Kelompok yang dinilai berliku-liku jalan sejarah yang dilalui. Leluhur mereka berangkat dari pulau Jawa pada jaman kolonial menuju ke Suriname. Asal mula kelompok ini, adalah tenaga pekerja dari Jawa pada tahun 1890 dibawa ke Suriname, selaku tenaga kerja kontrakan yang akan dipekerjakan diperkebunan tebu.menurut mereka setelah masa kontrak habis, maka akan di kembalikan ke Jawa tetapi kenyataanya tidak terealisasi.sehingga menetap di Suriname dan membentuk satu kelompok dari penduduk negara Suriname.Setelah suriname merdeka mereka membentuk satu komunitas Jawa-Suriname, kemudian dengan suka rela, selaku bangsa merdeka datang ke negeri Belanda. Jawa Suriname ini tetap merasa orang Jawa, tetapi tidak merasa orang Indonesia. 
Perbedaan kedalam dapat kita ketahui, kalau mencoba berbincang dengan, diantara mereka. Misalnya ditanya dalam bahasa Indonesia. Dari Indonesia? Tidak ada jawaban. Jangan heran, tetapi pertanyaan kemudian dirubah dalam bahasa Belanda.
“Waar komt U vandaan?” atau dari mana asal anda? Baru dapat jawaban dalam bahasa Belanda, dan kadang terdengar pula komentar dilontarkan mereka, menceritakan siapa dia, dari kelompok mana asal mereka. Misalnya komentar mereka, kami orang Maluku, orang tua kami dari Ambon dan komentar selanjutnya. Kalau mereka keturunan dari bekas tentara KNIL. Kami orang Indo, kami turunan Belanda, nenek perempuan dari (.....) mereka kadang menyebut kota asal neneknya, tetapi lebih banyak tidak tahu lagi dari mana asal nenek perempuannya. 
Kami orang Jawa, datang dari Suriname dan selanjutnya. Nenek-moyang kami dibawa ke Suriname oleh Belanda. Kami masih punya famili di Jawa, tetapi tidak tahu persisnya, dimana. Tetapi, bila bertemu dengan kelompok ke empat, orang indonesia merdeka, terjadilah percakapan, selagi ada kesempatan untuk berbincang-bincang. 
uniknya Penampilan mereka sama dengan orang di Indonesia satu dengan lainnya, tetapi mereka menganggap diri satu dengan lainnya berbeda

No comments:

Post a Comment