KESIMPULAN SEMENTARA TIM TERPADU RISET MANDIRI: GUNUNG PADANG “truly extraordinary”
1. Bahwa situs Gunung Padang yang tadinya hanya dianggap yang diatasbukitnya saja berupa teras-teras dari tumpukan batu yang disusun secarasederana ternyata tidaklah demikianr. Tim sudah membuktikan bahwa situs GunungPadang adalah sebuah struktur punden-berundak raksasa yang menutuplereng-lereng bukitnya dan dibuat dengan desain arsitektur-konstruksi yang”advance” – bisa kita bilang setara/mirip dengan “Konstruksi Bangunan” Michu-Pichu di Peru.
2. Bahwa hasil survey pencitraan bawah permukaan dengan metoda Geolistrik,Georadar, dan Geomagnet menunjukan ada geometri-konstruksi bangunan di bawahsitus Gunung Padang. Bangunan ini paling tidak menempati sekitar 15 meter bagian puncaknya. Bangunan di bawah teras-teras Gunung Padang inikelihatannya mempunyai chamber-chamber besar (ditunjukkan oleh struktur veryhigh resistivity dari hasil survey geolistrik). Bagian kecil dari salahsatu chamber yang berada di teras 5 (bagian selatan Situs) ini sudahdibuktikan dengan pemboran, dan ternyata memang benar sebuah rongga, tapidiisi oleh pasir (dengan butiran seragam), sepertinya untuk menyimpan sesuatu.
3. Perkiraan umur situs Gunung Padang di lapisan paling atas secaraarkeologi (berdasarkan kesamaan bentuk artefak) diduga sekitar 2800 SM.Dari penentuan umur absolut berdasarkan analisa carbon radiometric datingumur sampel serpihan karbon dibawah lapisan atas situs pada kedalaman 3-4meter didapat umur maksimum (paling tua) 4500 SM. Dengan kata lainperkiraan umur dari bangunan di lapisan atas adalah sekitar 2800 – 4500 SM.
4. Bangunan di bawah permukaan situs diduga kuat merupakan bangunan yang lebih tua karena hasil penentuan umur carbon radiometricdating dari sampel serpihan karbon yang terdapat pada pasir di rongga yangdi-bor di Teras 5 tersebut, yaitu pada kedalaman antara 8-10 meter menunjukkan umur (maksimum) sekitar 10.500 SM. Umur ini memang belum bisa dipastikan umur bangunannya karena bisa saja merupakan umur dari material pasir-nya itu (yang di bawa dari tempat lain). Tapi paling tidak umur ini sudah membuktikan bahwa lapisan batuan-tanah sampai kedalaman 15 metera adalah sebuah konstruksi bangunan bukan lapisan batuan alamiah (yang seharusnya berumur jutaan tahun berdasarkan data geologi di wilayah ini).
Target Ke depan:
1. Melakukan analisis penentuan umur lapisan dan pemeriksaan lab dari materialnya, termasuk untuk memastikan apakah situs Gunung Padang danbangunan di bawahnya itu merupakan produk satu peradaban atau lebih dari satu peradaban yang kurun waktunya berbeda.
2. Melakukan survey analisis lanjutan untuk mem-visualisasikan lebih jelaslagi arsitektur bangunannya, termasuk chamber-chamber yang ada di dalamnyadan juga melanjutkan membukai akses masuknya.
3. Meng-eksplorasi lebih luas dan dalam lagi struktur bukit Gunung Padangkarena berdasarkan survey pencitraan bawah permukaan yang sudah dilakukanada indikasi bahwa struktur bangunan tidak terbatas hanya setinggi 15 meteran di bagian atasnya saja tapi sampai setinggi 100 meteran ke bawahnya(sampai level parkir-pintu masuk), atau bahkan sampai 300 meteran ke Level Sungai Cimanggu. Hal ini memang masih perlu survey yang lebih komprehensif,tapi kalau ternyata hal ini benar maka merupakan sesuatu yang “truly extraordinary”.
Singkatnya, Situs Gunung Padang ini bukan produk artefak dari masyarakatpurba yang masih primitif tapi merupakan produk dari peradaban tinggi ataumerupakan bukti nyata Mahakarya Arsitektur dari zaman pra-sejarah Nusantara.Jadi Gunung Padang dapat menjadi ICON dan Titik Tolak untuk membuka lebih banyak lagi jejak peradaban nusantara yang gemilang di masa purba.
Oleh karena itu penelitian akan terus dilanjutkan . Sejalan dengan itu, berdasarkan temuan-temuan yang sudah ada dengan kaidah scientific yang dilakukan beberapa lintas ilmu, mengharapkan Instansi yang terkait dengan situs Gunung Padang serta Pemda setempat serta masyarakat untuk berembug bersama dan diharapkan lahir rekomendasi untuk melakukan pembukaan tutupan tanah yang hanya setebal beberapa puluh sentimeterdilereng-bukitnya, kalau dipandang baik dan positif, dapat mulai dilakukan untuk membuka dan memugar struktur teras-teras batu-nya yang sudah selama riset terbukti ada teras-teras baru. Terima Kasih (TIM TERPADU RISET MANDIRI).
Penelitian Situs di Gunung Padang Dilanjutkan
Rabu, 15 Agustus 2012
JAKARTA, (PRLM).-Penelitian Situs Megalithicum Gunung Padang di Kab. Cianjur, Jawa Barat terus berlanjut. Tim Penelitian Mandiri Situs Megalithicum Gunung Padang akan mengirimkan beberapa sampel batuan di gunung tersebut ke laboratorium di Miami Amerika Serikat (AS) untuk mengetahui umur situs tersebut.
Sampel tersebut ditemukan oleh
tim dalam proses eskavasi beberapa waktu lalu. Paparan riset sementara
menyimpulkan bahwa besar kemungkinan Situs Gunung Padang adalah situs
prasejarah terbesar di dunia.
Pakar Geoteknik
dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Danny Hilman
mengatakan hasil analisa carbon radiometricdating (preliminary)
menunjukan umur lapisan di bawah situs kedalaman 4 meter yaitu 6.700
tahun yang lalu. Sedangkan umur sampel karbon dari pasir yang mengisi
rongga di kedalaman 8-10 meter yaitu 13.600 tahun yang lalu.
“Sampel
akan dikirim ke Miami untuk meneliti radiocarbon untuk menentukan umur
batuan. Jika disebut tertua, tidak bisa juga karena di dunia ada situs
Gobekli Tepe, di Turki yang sudah 11.600 SM,” ujarnya dalam Paparan
Riset Gunung Padang yang berlangsung di Gedung Krina Bhakti, Sekretariat
Negara, Jln. Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (14/8).
Pakar
Prasejarah dari Universitas Indonesia, Dr. Ali Akbar mengatakan proses
riset tersebut sebaiknya diteruskan untuk mengungkap keberadaan ruang
kosong di dalam bangunan situs.
Menurut dia,
hingga saat ini, tim baru mengetahui struktur bangunan hingga kedalaman
15 meter. Sementara, kedalaman bangunan itu diperkirakan 100 meter. “Ini
ukurannya lebih besar dari Candi Borobudur. Untuk sementara, kita bisa
mengklaim bahwa ini bangunan prasejarah terbesar di dunia,” katanya.
Ali
Akbar menambahkan, hasil penelitian sementara dari aspek arkeologis
yaitu bahwa situs ini bukan tempat tinggal, melainkan pemujaan utama
terhadap kekuatan alam, yaitu roh di Gunung Gede-Pangrango. Pemujaan
lainnya terhadap nenek moyang, yaitu roh di Gunung Karuhun.
Sementara
itu, pemerintah mendorong kelanjutan penelitian situs megalithicum
Gunung Padang di Kab. Cianjur, Jawa Barat. Penelitian-penelitian yang
mengungkap peradaban maju di masa lalu membutuhkan telaah geologi yang
mengungkap sejarah bencana besar yang diduga berpengaruh terhadap
eksistensi peradaban tersebut.
Wakil Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti menyambut baik dan mendorong
terbentuknya tim penelitian terpadu yang melibatkan berbagai disiplin
ilmu. Ia mengaku Kemdikbud telah menerima pengajuan penelitian dari
berbagai tim untuk meneliti sejarah candi di wilayah Sulawesi,
Kalimantan, dan Sumatera.
“Kebesaran peradaban
ini harus terus diungkap. Kemdikbud menyambut baik keinginan masyarakat
untuk mengungkap misteri peradaban ini selama penelitian itu bisa
dipertanggungjawabkan secara keilmuan, metode ilmiah,” ujarnya.
Menurut
Wiendu, puluhan ribu candi yang ada di berbagai wilayah Nusantara
diduga berkaitan erat dengan peradaban bangsa yang hilang akibat
bencana-bencana besar mengingat posisi Indonesia yang berada di cincin
api bumi.
“Ada lebih dari 65.200 candi,
monumen bersejarah, patung, yang semuanya bisa dilihat keterkaitannya
secara langsung dengan ring of fire (cincin api) tadi,” ujarnya.
(A-156/A-89)***
Situs Gunung Padang Bukti Peradaban Kuno Indonesia Telah Maju
Kamis, 9 Februari 2012
Kamis, 9 Februari 2012
Hasil
pengeboran tim Peneliti Bencana Katastropik Purba (BKP) menunjukkan
pada kedalaman hingga 20 meter ditemukan jejak hasil buatan manusia.
Situs
megalitik Gunung Padang di Cianjur, yang diperkirakan dibangun pada
1500-1000 sebelum masehi, adalah situs megalitikum terbesar di Asia
Tenggara dan merupakan contoh bangunan masa prasejarah punden berundak
dalam skala besar.
Megalitikum adalah suatu kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar.
Batu-batu tersebut diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
Menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca adalah berbagai hasil terpenting dari kebudayaan megalitikum.
Situs
Gunung Padang, yang ditemukan pada 1979 oleh penduduk setempat, dinilai
memiliki informasi luar biasa mengenai peradaban Indonesia ribuan tahun
lalu.
Diyakini, bangunan tersebut dahulunya adalah tempat peribadahan zaman kerajaan Pajajaran.
Hasil
pengeboran tim Peneliti Bencana Katastropik Purba (BKP) menunjukkan
pada kedalaman hingga 20 meter ditemukan jejak hasil buatan manusia.
“Dicurigai
ada tiga titik dimana ada ruangan yang kemungkinan berisi dokumen.
Salah satunya berukuran hingga 10 kali 20 m. Dari hasil pengeboran 1-20 m
kami melakukan tes carbon dating yang menunjukkan pondasi telah ada
sejak tahun 4700 sebelum masehi,” kata Dr. Danny Hilman dari Geotek,
LIPI, Selasa (7/2).
Penemuan ini mencengangkan
karena piramid Giza Mesir baru ada sejak 3500 SM.Hal ini membuktikan
adanya peradaban yang sudah maju, karena pembangunan situs tersebut
dinilai bukanlah pekerjaan ringan.”Kami belum menemukan adanya artefak
atau tulisan yang bisa membuktikan seberapa maju peradaban tersebut,”
ujar Danny.
Harta Karun
Ketua
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI), Dr. Andang Bachtiar,
mengatakan memang terdapat harta karun yang tersimpan di situs tersebut.
“Ilmu
adalah harta karunnya. Kita dibilang masih zaman batu saat zaman
kekaisaran Romawi. Katanya baru setelah letusan Krakatau di abad IV,
masyarakat kita menetap dan membuat kerajaan. Masa sih sebelum itu tidak
ada apa-apa?,” kata Andang.
Andang menyebut
kemungkinan besar bencana besar masa lalu yang menyebabkan peradaban
prasejarah Indonesia terus-terusan musnah.”Hipotesis kami, ketika ada
peradaban dan sudah maju, dihajar oleh bencana tsunami atau gunung
meletus sehingga musnah. Muncul kembali dan mulai dari nol kemudian hal
serupa terjadi lagi,” kata Andang.
Hal ini
tidak mengherankan karena Indonesia adalah rumah dari ratusan gunung api
dan tercatat sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di
dunia.Terlebih lagi, posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa
membuat Indonesia lebih rentan terhadap berbagai bencana alam.
Presiden Mendukung
Andang mengungkapkan penelitian itu terwujud karena berawal dari hobi.”Alat kita pinjam. Dana kita patungan,”ujarnya.
Andang
dan timnya kini semakin bersemangat untuk terus menggali situs Gunung
Padang, untuk itu ada gagasan membuat suatu yayasan untuk mewadahi
kegiatan tersebut.
Staf Khusus Presiden bidang
Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, mengatakan presiden sangat
mendukung kegiatan yang dilakukan ETTI.”Pak SBY bilang untuk melanjutkan
penelitian. Mau salah atau benar, kata beliau itu urusan belakangan,”
kata Andi.
Andi menunjukkan kebanggaannya
untuk pertama kalinya sejumlah tim yang seluruhnya terdiri dari
Indonesia berhasil membuka situs bersejarah yang sangat besar.Andi juga
menyangkal adanya campur tangan dari pihak asing dalam penelitian
ini.”Kita tolak. Join riset boleh, tapi untuk keseluruhan kita masih
mampu,” kata Andi.
No comments:
Post a Comment