Pada pertengahan tahun 2012 ini, bangsa Indonesia tersentak saat hasil riset Tim Terpadu Penelitian Mandiri membuktikan bahwa di Indonesia ternyata terdapat peninggalan prasejarah yang monumental, yakni situs Gunung Padang. Situs ini minimal luasnya 10 kali lebih besar dari Candi Borobudur yang kita banggakan. Situs ini usianya minimal 2000 tahun lebih tua dari situs Machu Picchu di Peru yang telah diakui sebagai salah satu peradaban tinggi di dunia.
Kontroversi dan polemik segera mencuat! Benarkah dulu di Indonesia pernah ada peradaban tinggi? Riset seperti apa yang bisa dalam tempo cepat mampu mengungkap sesuatu yang spektakuler?
Di samping itu, peneliti tentu tidak bisa dilepaskan dari masyarakat, karena pada hakekatnya untuk masyarakatlah penelitian itu dilakukan. Sebagian masyarakat terlanjur percaya bahwa tidak ada peradaban tinggi setelah mempelajari buku-buku karya peneliti asing. Sebagian masyarakat terlanjur yakin bahwa Indonesia adalah pusat peradaban dunia berdasarkan legenda dan dongeng nenek moyang. Sebagian masyarakat terlanjur terpikat bahwa pencarian peradaban masa lalu terkait kekuasaan, jati diri, harta karun, dan petualangan yang menegangkan.
Lalu harus diposisikan seperti apa hasil riset Gunung Padang? Apakah dinamika internal di tingkat Indonesia harus segera dituntaskan? Apakah sudah saatnya Gunung Padang ditempatkan dalam peta peradaban prasejarah dunia? Butuh kerja sama kita semua untuk menjawabnya!Dr. Ali Akbar, Arkeolog Universitas Indonesia , disampaikan pada saat. Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Kamis, 13 September 201
No comments:
Post a Comment